Pemberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat
Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan selama ini, dengan berbagai bentuk dan variasinya, pada dasarnya dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian masyarakat. Secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses untuk membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat.
Pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat adalah situasi di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial, sebagai upaya memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai pemberdayaan masyarakat apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat (beneficiaries) atau obyek saja. Program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh YIS sejak tahun 1974 merupakan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya dan mandiri.
Stop Pekerja Anak!
Tanggal 12 Juni setiap tahunnya telah ditetapkan sebagai hari peringatan menentang pekerja anak. The International Labor Organization (ILO) secara tegas telah menetapkan dan memantau penerapan standar ketenagakerjaan internasional termasuk standar pekerja anak melalui Konvensi ILO No. 182 Mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak. Indonesia, sebagai salah satu negara yang telah turut meratifikasinya kemudian menetapkan UU No. 1 Tahun 2000. Anak menurut Konvensi ILO ini adalah semua orang yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun.
Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, salah satu modal sumber daya yang bagi keberlanjutan pembangunan karena itu masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak harus menjadi prioritas semua elemen dalam suatu bangsa. Akan tetapi masih banyak anak yang tidak mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang seperti yang seharusnya mereka terima.
Sudah Ramahkah Sekolah Anak Anda?
Anak adalah kehidupan,
mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal darimu,
walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu.
Curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu,
karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri.
....................................................................................................................
Sepenggal kutipan di atas adalah salah satu karya Kahlil Gibran berjudul “Anakmu Bukan Anakmu” yang cukup menyentil relung sanubari kita, baik yang menyandang status orang tua maupun sebagai seorang pendidik. Kutipan tersebut seakan ingin meneguhkan kembali bahwa peran kita dalam proses perkembangan seorang anak hanyalah sebagai pemegang amanah Tuhan YME semata. Di dalam kontek ini peran orang tua dan guru secara universal hanya ada dua yaitu membantu (guide) dan mengarahkan (direct). Siapa pun tidak berhak ‘mengotori’ pikiran dan jiwa anak, karena mereka mempunyai hak penuh atas pemikiran dan perkembangan jiwa bagi masa depannya sendiri. Anak-anak selama proses tumbuh kembangnya, mempunyai perkembangan yang tidak statis, melainkan dinamis. Sehingga, proses pendidikan dan pengembangan yang akan diberikan kepada mereka haruslah disesuaikan dengan keadaan kejiwaan masing-masing pada masa perkembangan tersebut.
Sekolah adalah institusi yang memiliki mandat untuk menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran secara sistematis dan berkesinambungan. Para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah diharapkan menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik berperilaku terpelajar. Perilaku terpelajar ditampilkan dalam bentuk pencapaian prestasi akademik, menunjukkan perilaku yang beretika dan berakhlak mulia, memiliki motivasi belajar yang tinggi, kreatif, disiplin, bertanggung jawab, serta menunjukkan karakter diri sebagai warga masyarakat, warga Negara dan bangsa. Sekolah harus dapat menciptakan suasana yang kondusif agar anak didik merasa nyaman dan dapat mengekspresikan potensinya.
Sekolah yang seharusnya menjadi sebuah wadah bagi proses pendidikan dan pengembangan anak didik, dewasa ini menjelma menjadi momok yang menakutkan bagi kebanyakan anak didiknya. Pasalnya, banyak terjadi kasus-kasus yang menghambat proses perkembangan peserta didik, bahkan terkadang memandhegkannya, seperti: kekerasan/bullying, pelecehan seksual, diskriminasi jender, pelanggaran aturan sekolah, dan berbagai tindak pidana lainnya. Misalnya dalam lima tahun terakhir di Jakarta (2007-2012), terjadi kasus bullying mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pelaku kekerasan terjadi antarsiswa, mulai dari kekerasan fisik sampai tingkatan sekadar olok-olok. Ketika anak-anak melakukan olok-olok bisa mengarah ke arah kekerasan fisik atau bullying.
Emisi CO2 Dunia Terus Naik
Negara-negara penghasil emisi terbesar telah memroduksi total 34 miliar ton emisi CO2 pada 2011 dengan komposisi: China (29%), Amerika Serikat (16%), Uni Eropa (11%), India (6%), Federasi Rusia (5%) dan Jepang (4%). Kondisi pencemaran CO2 di Tanah Air juga sangat memrihatinkan. Emisi karbon dioksida Indonesia terus naik, menjadi 490 juta ton pada 2011 (naik 210%) dibanding level pada tahun 1990. Emisi CO2 per kapita Indonesia juga naik 122% dari 0,9 ton emisi CO2/penduduk pada tahun 1990 menjadi 2 ton emisi CO2/penduduk pada 2011. Tren kenaikan emisi global ini tercermin dari kenaikan konsentrasi CO2 di udara yang saat ini melampaui angka 390 PPM (parts per million) – jauh di atas batas aman yaitu 350 PPM. CO2 adalah gas rumah kaca yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim. Bukti pemanasan global dan perubahan iklim akibat kenaikan emisi CO2 ini bisa kita saksikan dengan mudah jika kita menyimak berita dalam dua minggu ini.
Amerika Serikat dilanda kekeringan terburuk dalam 50 tahun, sementara ibu kota China, Beijing, dilanda hujan paling ekstrem dalam 60 tahun terakhir. Kedua kejadian ini sama-sama menimbulkan korban, memicu krisis pangan dan kemanusiaan. Kondisi kekeringan ekstrem juga melanda sejumlah wilayah di Tanah Air. Sekitar 3.000 hektar tanaman padi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dan 2000 hektar tanaman padi di Sukabumi, dilaporkan terancam puso akibat kekeringan. Sebanyak 79.295 warga Klaten, Jawa Tengah, kesulitan air bersih. Setiap tahun Provinsi Nusa Tenggara Timur selalu dilanda kekeringan dan dampaknya semakin parah. Dampak pemanasan global dan perubahan iklim ada di sekitar kita.