Pelopor Pengembangan Peran serta Masyarakat
Dipilihnya buletin di awal progarm publikasi, dikarenakan pada saat itu media informasi publik jumlahnya relatif sedikit, harganya relatif mahal dan peredaraanya sebagian besar hanya ada di kota-kota besar, sehingga tidak setiap orang/lembaga mampu memperoleh akses informasi. Buletin reguler ini berisi tentang pengalaman dan konsep-konsep program pengembangan masyarakat dengan sasaran utamanya adalah petugas lapangan. Sejak terbit untuk pertama kalinya di bulan September 1974 hingga sekarang, buletin Bergetar selalu konsisten menjadi jembatan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada semua pihak mengenai gagasan pengembangan masyarakat yang coba digagas oleh YIS.
Di awal perjalannya, buletin Bergetar terbit 6 edisi pertahun, dengan jumlah pelanggan lebih dari 900 alamat yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akan tetapi, dikarenakan minimnya pendanaan yang mampu ditanggung oleh organisasi, untuk saat ini buletin Bergetar hanya terbit 3 edisi setiap tahunnya. Dari berbagai informasi melalui surat dan juga evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keberadaan berbagai informasi tentang pengembangan masyarakat yang dimuat lewat berbagai penerbitan berkala cukup bermanfaat bagi para pembacanya.
Untuk itulah, YIS membuka seluas-luasnya peluang kerjasama dengan lembaga donor/penyandang dana yang juga berkomitmen dalam upaya pemberdayaan masyarakat demi mempertahankan keberlanjutan buletin ini. Bagi perseorangan/lembaga yang berminat berlangganan dengan kontribusi berlangganan Rp 30.000,00 per tahun atau ingin memberikan dukungan pembiayaan, silahkan menghubungi Program Publikasi Dokumentasi dan Hubungan Eksternal (PDHE) BPP YIS Solo di email: [email protected] atau di telp: (0271) 718506. Terima kasih.
Contoh Beberapa Edisi Buletin Bergetar
1. Buletin Bergetar Edisi 184 : Download
Tema : "Corporate Social Responsibility (CSR)"
2. Buletin Bergetar Edisi 185 : Download
Tema : "Berkawan dengan Kearifan Lokal"
3. Buletin Bergetar Edisi 186 : Download
Tema : "Kemandirian Organisasi"
4. Buletin Bergetar Edisi 187 (Edisi Khusus VE) : Download
Tema : "Saatnya suara perempuan didengarkan"
5. Buletin Bergetar Edisi 188 : Download
Tema : "Pengembangan SDM dalam era globalisasi"
6. Buletin Bergetar Edisi 189 : Download
Tema : "Pemberdayaan ekonomi rakyat melalui KSM"
7. Buletin Bergetar Edisi 190 (Edisi Khusus CPPF-1) : Download
Tema : "Api (Konflik) Nan Tak Kunjung Padam"
8. Buletin Bergetar Edisi 191 (Edisi Khusus CPPF-2) : Download
Tema : "Bencana Alam dan Perdamaian"
9. Buletin Bergetar Edisi 192 (Edisi Khusus EFA) : Download
Tema : "Pendidikan Untuk Semua (PUS)"
10. Buletin Bergetar Edisi 193 : Download
Tema : "Kesehatan Untuk Semua"
11. Buletin Bergetar Edisi 194 : Download
Tema : "Implementasi Good Governance di Indonesia"
Pendidikan Untuk Semua
Kolom Fokus Bergetar Edisi Khusus EFA, diterbitkan atas kerjasama YIS dan Education Network for Justice Indonesia
Pendidikan untuk Semua (education for all atau EFA) merupakan inisiatif internasional yang diluncurkan di Jomtien Thailand pada tahun 1990 untuk membawakan manfaat pendidikan pada seluruh warga negara dan seluruh masyarakat. Perintah ini untuk merealisasikan tujuan, kerjasama seluruh komponen pemerintahan, kelompok-kelompok masyarakat, pengembangan agen-agen pendidikan sebagaimana kesepakatan UNESCO dan Bank Dunia untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan berikut:
- Memperluas dan meningkatkan pelayanan pendidikan anak usia dini serta anak-anak miskin dan cacat;
- Menjamin bahwa pada tahun 2015 seluruh anak, baik laki-laki maupun perempuan, dari manapun asal dan sukunya sudah mendapatkan pelayanan pendidikan dasar yang berkualitas;
- Menjamin seluruh pemuda dan orang dewasa untuk mendapatkan akses yang sama pada program pendidikan dan ketrampilan hidup;
- Untuk meningkatkan kemampuan membaca orang dewasa hingga 50% pada tahun 2015, khususnya perempuan, dan akses yang seimbang pada pendidikan dasar untuk semua secara berkelanjutan;
- Menghilangkan bias gender pada pendidikan dasar`dan menengah pada tahun 2005 dan meningkatkan keseimbangan gender pada tahun 2015, ini difokuskan untuk memberikan kesempatan pendidikan secara penuh dan berimbang;
- Meningkatkan seluruh aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulan, popularitas, dan keterukuran keluaran pembelajaran, serta bebas buta huruf, buta hitung, dan esensi ketrampilan hidup.
Implikasi pendidikan untuk semua sangatlah beragam, Malaysia misalnya mengembangkan pendidikan dengan tidak meninggalkan aspek budaya lokal, Singapura menyelenggarakan pendidikan yang bersifat integratif seluruh kebijakan nasional, dan Indonesia bagaimana? Lantas Solo bagaimana?
Pluralisme, Toleransi, dan Demokrasi dalam Budaya Indonesia
Kolom Opini Bergetar Edisi Khusus Perdamaian
Istilah pluralisme sudah menjadi wacana umum nasional kita, namun dalam masyarakat ada tanda-tanda bahwa orang memahami pluralisme hanya sepintas lalu, tanpa makna yang lebih mendalam, tidak berakar dalam ajaran kebenaran. Paham kemajemukan masyarakat atau pluralisme tidak hanya dengan sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan itu sebagai hal yang bernilai positif dan rahmat Tuhan kepada manusia. Karena hal itu akan memperkaya pertumbuhan budaya melalui interaksi yang dinamis dan pertukaran silang budaya yang beraneka ragam.
Pluralisme adalah suatu perangkat untuk mendorong pengayaan budaya bangsa, maka budaya Indonesia atau ke-Indonesiaan tidak lain adalah hasil interaksi yang kaya (resourcefull) dan dinamis antara pelaku budaya yang beraneka ragam itu dalam suatu melting pot yang efektif seperti diperankan oleh kota-kota besar di Indonesia. Jadi pluralisme tidak dapat dipahami dengan mengatakan bahwa masyarakat kita majemuk, beraneka ragam, terdiri dari berbagai suku dan agama, yang justru hanya menggambar fragmentasi bukan pluralisme.
Pluralisme tidak boleh dipahami sekedar sebagai kebaikan negatif (negative good) yang hanya ditilik dari kegunaannya untuk menyingkirkan fanatisme, tetapi pluralisme harus dipahami sebagai pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban (genuine engagement of divercities within the bond of civility). Bahkan, pluralisme adalah suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia, antara lain melalui mekanisme pengawasan dan pengimbangan antara sesama manusia guna memelihara keutuhan bumi, dan merupakan salah satu wujud kemurahan Tuhan yang melimpah kepada umat manusia.
Api (konflik) nan tak kunjung padam
Rasanya kita sudah terlalu sering mendengar atau membaca berita tentang konflik, pertikaian, silang sengketa yang menjurus pada kekerasan. Tawuran pelajar, demo mahasiswa dengan merusak fasilitas kampus dan fasilitas umum, tawuran antar kampung – antar desa, bentrok antar umat beragama, kekerasan, baku lempar, baku hantam, dan baku bunuh sudah menjadi biasa. Karena begitu seringnya, berita semacam ini seolah sudah tidak mempunyai ’nilai berita’ lagi, masyarakat pun sudah apatis dan tidak terlalu peduli. Sedemikian burukkah gambaran masyarakat kita? Masyarakat Indonesia yang dalam buku-buku pelajaran digambarkan sebagai masyarakat yang sopan, santun, ramah tamah, saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kesusilaan. Mengapa bisa demikian?