Vibro News Release
Vibro News Release merupakan terjemahan setiap edisi buletin Bergetar versi bahasa Inggris. Di awal penerbitannya, Vibro terbit 4 edisi per tahun, dengan jumlah pelanggan lebih dari 300 alamat baik di dalam maupun luar negeri. Akan tetapi, sebagaimana buletin Bergetar, dikarenakan minimnya pembiayaan yang mampu ditanggung oleh YIS dengan berat hati penerbitannya dihentikan dahulu sampai adanya perseorangan/penyandang dana yang komitmen mendukung pembiayaannya. Bagi yang ingin berpartisipasi, silahkan menghubungi Program Publikasi Dokumentasi dan Hubungan Eksternal (PDHE) BPP YIS Solo di email: yissolo@indo.net.id atau di telp: (0271) 718506. Terima kasih.
Pendidikan Indonesia Berada di Zona Merah
“Pendidikan adalah senjata paling kuat yang bisa Anda gunakan untuk mengubah dunia...” (Nelson Mandela)
Selama ini pemerintah belum sanggup merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Beberapa hal yang dapat menjadi tolak ukur bagi penilaian kegagalan ini, seperti kisruh UN yang terjadi hampir setiap tahunnya. Dalam setiap pelaksanaannya, UN belum menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas, bahkan sering memicu upaya tindak kecurangan bagi oknum siswa, sekolah bahkan pengelola pendidikan itu sendiri. Terlebih lagi amburadulnya penyelenggaraan UN di tahun 2013 ini. Persoalan pengembangan kurikulum yang belum matang disiapkan oleh pemerintah pun sampai saat ini memunculkan keresahan bagi para pemangku kepentingan di bidang pendidikan seperti guru dan juga pihak sekolah. Kasus yang terjadi di kalangan oknum pelajar seperti tawuran, narkoba, pornografi hingga pergaulan bebas, kemudian perbuatan asusila di kalangan oknum pendidik pun memenuhi daftar buram persoalan yang terjadi di dunia pendidikan kita.
Di sisi lain, keterbatasan tenaga pengajar juga menjadi masalah klasik yang mendesak untuk dipenuhi. Menurut data kemendikbud, pada 2012 ada sekitar 2.607.311 guru yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 195.387 guru sudah memasuki masa pensiun sepanjang 2009-2014. Problem ini ditambah dengan masalah ketersediaan guru di daerah pedalaman. Permasalahan yang terjadi di daerah ini antara lain permasalahan pendidik, seperti kekurangan jumlah, distribusi tak seimbang, kualifikasi di bawah standar, kurang kompeten, serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dan bidang yang dikuasai.