Jasabakti Mencapai Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Masyarakat
Yayasan Insan Sembada -YIS- (yang dulu dikenal Yayasan Indonesia Sejahtera) adalah lembaga non-profit yang membaktikan diri pada upaya-upaya peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan berbagai strategi pemberdayaan masyarakat dengan penekanan pada partisipasi masyarakat.
Dengan model pertumbuhan yang digenjot oleh pemerintah secara nasional sekitar tahun 70-an, pelayanan publik tidak bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. Hal ini juga terjadi pada aspek kesehatan. Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat pada saat itu tidak mampu menjangkau semua lapisan masyarakat, khususnya golongan masyarakat miskin. Hal tersebut melatarbelakangi beberapa dokter muda untuk membentuk suatu organisasi yang bersifat nirlaba untuk membantu masyarakat miskin khususnya dalam bidang kesehatan. Mereka adalah dr. Lukas Hendrata (Alm), dr. Haryono Suyono, dr. Muki Reksoprodjo dan dr. Sri Joedaningsih yang secara bersama-sama mendirikan sebuah yayasan yang bernama “Yayasan Indonesia Sejahtera” di hadapan Notaris Tan Thong Kie, biasa disingkat YIS pada tanggal 20 Februari 1974, di Jakarta.
Dalam perkembangannya kemudian disadari bahwa kesehatan terkait dengan aspek lain, Khususnya ekonomi sehingga program kesehatan harus dipadukan dengan aspek terkait lainnya, karena itu YIS mengembangkan program-programnya. Kesehatan masyarakat, perbaikan ekonomi masyarakat, penguatan lembaga, pelatihan dan manajemen konflik adalah program-program yang saat ini menjadi kegiatan utama yang dilakukan.
Karakter YIS dalam setiap programnya adalah YIS tidak memiliki proyek-proyeknya sendiri tetapi mendukung program-program dimana anggota masyarakat berperan serta dalam perencanaan dan pelaksanaan. Semuanya dilakukan dengan memanfaatkan sumber-sumber dari masyarakat, pemerintah setempat dan lembaga-lembaga swasta.






Pilih Halaman:
[1] [2] [3]
MASALAH PENDIDIKAN (Membebaskan Guru Berinovasi, Belum Cukup?)
Harian Kompas 22 Agustus 2017. memuat tulisan dengan judul “ bebaskan guru berinovasi”. Pesan yang disampaikan penulisnya berkisar pada kritik metodologi mengajar. Sampai sekarang metode mengajar dengan ceramah. Cara ini dinilai tidak efektip, lantaran tak membuat murid aktip, creative dan responsive terhadap pelajaran. Dilansir sebagai penyebab rendahnya kwalitas pendidikan. Ceramah ibarat orang mengisi air ke dalam botol kosong, guru aktip murid pasip . Guru memiliki sementara murid tidak punya, dan harus diberi. Yang terjadi kemudian intelektualitas murid tidak berkembang. Gurupun tak termotivasi untuk melakukan inovasi. Kalau fungsinya seperti itu lalu buat apa ada pendidikan guru. Maka seharusnya orientasi mengajar diubah menjadi Pupils Centred Oriented, bukan Teachers Centred Oriented. Murid harus jadi subject bukan object guru lagi. Paulo Freire berkali kali menegaskan bahwa orang tak bisa memberi orang lain, orang tak bisa membangun orang lain, tapi orang bisa memberi bersama orang lain, dan orang bisa membangun bersama orang lain
ADA APA DI WATU JONGGOL ?
Bapak mana,….. bapak mana …… Bapak mana……. di mana ….? Di Jonggooolllllll. Ini syair lagu yang kerap melengkapi acara hiburan di TV swasta. Tetapi Jonggal yang ini bukan Jonggol lagunya Trio Ubur Ubur itu. Yang ini batu beneran yang bersandar kokoh di tebing hutan Desa Pandansari Kecamatan Sine Kab. Ngawi. Bermula dari tahun 2012 masyarakat dikerahkan membersihkan semak belukar untuk menguak tabir batu itu atas perintah Kepala Desa.
LKP PEGUNDAN MENGIKUTI PELATIHAN AKUTANSI
43 peserta perempuan yang tergabung dalam Jaringan Usaha Kecil Perempuan, mengikuti Latihan akuntansi pada tanggal 19 Mei 2017 di Balai Pertemuan Kantor Desa Pegundan, mereka adalah anggota kelompok Arafah dan sebagian calon anggota.
SINERGITAS JARPUK DAN OPD
Ketika kebijakan pembangunan yang tidak responsif gender , maka akan muncul masalah ketimpangan gender. Ketimpangan di bidang ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, pendidikan dan lingkungan hidup. Apa yang menyebabkan adalah tidak adanya sinergitas, antara sector yang terkait dalam pembangunan itu.
JARPUK PETARUKAN
Tak mau ketinggalan dengan daerah lain seperti Solo, Wonosobo, NTB dan daerah lain, Perempuan usaha kecil di desa Pegundan Petarukan Pemalang ingin mengikuti jejak rekan rekan mereka dengan membentuk Jaringan Perempuan Perempuan Usaha Kecil (JARPUK).
PEMBENTUKAN LKP DI PEGUNDAN
Kebutuhan keuangan bagi perempuan usaha kecil terutama Desa Pegundan dan sekitarnya sangat dirasakan. Akses ke lembaga keuangan formal seperti bank, bukan cuma rumit prosedurnya, tetapi juga bikin sakit ketika ditanya jaminannnya apa? Boro boro kasih jaminan, sepeda motor saja belum keluar BPKB nya. Ketus seorang Ibu dari Pegundan.
PELATIHAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA
WVI Bengkulu Selatan dan Mitra Latihan di YIS
Pada 11 juli 2017, sepuluh hari setelah Hari Raya Idul Fitri, 10 orang staff dan Mitra kerja WVI Bengkulu Selantan mengikuti Latihan peningkatan kapasitas kerja. Latihan yang berlangsung 5 hari efektip difokuskan pada 3 bahasan pokok sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasinya. prinsip prinsip program partisipatip, prinsip pendekatan partisipatip dalam kaitannya dengan People Centred Development ( Pembangunan yang berorientasi pada Manusia),
Inginkah UMKM dan Koperasi Kuat?
Awal Agustus lalu di Jakarta dihelat konferensi internasional Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) ke-12 bertema “Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan?” Tidak kurang dari Presiden Joko Widodo dan belasan kepala negara hadir dalam pembukaannya.
Ketika ribuan tokoh berbagai penjuru dunia berkumpul, kita pun bertanya: adakah hasilnya berpengaruh pada dunia yang makin didera kesenjangan ekonomi yang melebar? Tun Musa Hitam, ketua penyelenggara, menyampaikan dalam pidato penutup, WIEF tidak bermaksud mengumpulkan tokoh-tokoh “elite” untuk berbicara isu ekonomi sebagai isu yang “elite.”
WIEF menyadari sebagian besar Muslim ataupun yang bukan, di seluruh dunia, adalah mereka yang ada di bottom of the pyramid, yaitu pengusaha dan skala usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Karenanya, diskusi WIEF haruslah kaya masukan “dari bawah” yang membahas pengembangan UMKM.
Study Banding Usaha Kecil Tortilla Chips
Yayasan Insan Sembada (YIS) bersama perempuan pelaku usaha kecil Desa Krakitan dan Desa Ngerangan Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.melakukan kegiatan studi banding. Studi banding merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan kedepannya agar menjadi lebih baik. Kegiatan seperti ini tentu sangat bagus bagi perkembangan usaha. Kegiatan ini sangat penting karena masuk dalam penting dalam alur pemberdayaan masyarakat.