Peduli dan Berbagi untuk Merapi
Ibu pertiwi berduka. Belum pulih keprihatinan kita atas banjir bandang yang melanda Wasior, Papua Barat, akhir Oktober lalu bencana alam kembali melanda dua daerah di Indonesia. Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus, dan dalam waktu hampir bersamaan gempa bumi disusul gelombang tsunami menerjang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Bencana tersebut telah menelan ratusan korban jiwa, kerugian harta benda dan hingga kini warga yang berdomilisi di sekitar Gunung Merapi dan Mentawai terpaksa mengungsi.
Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1948, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak sekitar 27 km dari puncaknya, dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m dan hanya 4 km jauhnya dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade ini (Decade Volcanoes).
Selasa (08/11/2010), Keluarga Besar YIS Raya (BP, BPP, BPR, dan KSM YIS) melakukan aksi solidaritas bertajuk "Peduli dan Berbagi untuk Merapi" dengan mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi di wilayah Kecamatan Jatinom dan Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Adapun bantuan yang disalurkan berupa: perlengkapan tidur (tikar, sarung, selimut); perlengkapan cuci dan mandi (sabun cuci, sabun mandi); mainan anak (bola, dakon, engkek-engkek); makanan dan minuman (roti, susu kemasan, air mineral); obat-obatan (minyak kayu putih, tetes mata, pembalut, lotion anti nyamuk, masker); serta pakaian (pakaian dewasa, pakaian dalam, pakaian balita dan anak).
Lokasi pendistribusian bantuan dipusatkan di posko Desa Bonyokan (I+II) dan Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom serta Desa Pomah dan Desa Tulung Kecamatan Tulung yang kebanyakan merupakan pengungsi dari Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Kondisi para pengungsi di lima posko tersebut cukup memrihatinkan. Selain fasilitas yang minim, banyak dari mereka yang masih sangat kekurangan bantuan. Di Desa Pomah misalnya, dimana para pengungsi tidak hanya ditempatkan di posko yang terletak di balai desa saja, tetapi juga disebar di rumah-rumah penduduk, mereka masih kekurangan perlengkapan tidur seperti selimut/sarung dan tikar.
Pengiriman bantuan langsung ditujukan ke masing-masing posko dengan berkoordinasi terlebih dahulu dengan aparat desa/koordinator di masing-masing posko terkait dengan barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh pengungsi di posko-posko tersebut. Hal ini bertujuan supaya barang-barang yang didistribusikan benar-benar menyasar sesuai dengan kebutuhan para pengungsi, tidak ada penumpukan barang yang sama di tiap poskonya.