Pendidikan Tanpa Diskriminasi
'Equal Right, Equal Opportunity: Education and Disability'
“Hingga tahun 2014, jumlah anak berkebutuhan khusus di Jawa Tengah yang memasuki usia pendidikan dasar mencapai 81.000 lebih. Dari jumlah tersebut, ternyata hanya 21.000 anak yang bisa mengenyam pendidikan di sekolah.” (Kompas.Com)
Penyandang disabilitas merupakan istilah pengganti dari penyandang cacat atau orang dengan kecacatan atau orang cacat yang dahulu sering digunakan. Penyandang disabilitas (atau lebih dikenal dengan Anak Berkebutuhan Khusus/ABK) mempunyai hak sama untuk mengenyam pendidikan secara formal. Namun, harapan anak-anak penyandang disabilitas untuk mengenyam pendidikan yang layak nampaknya harus dipendam dalam-dalam. Pasalnya, pemerintah belum mampu untuk melayani pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan alasan karena kurangnya tenaga teknis ataupun sarana dan prasarana.
Untuk itulah, Yayasan Insan Sembada (YIS) sebagai anggota Network Education Watch (NEW) Indonesia atau Jaringan Pemantau Pendidikan di Indonesia, yang merupakan gabungan dari 15 organisasi sipil (ACE, Bina Swada Konsultan, BKPPSI, Fisip-UMJ, IHF, Lakpesdam NU, LP3ES, Muslimat NU, P3M, PGRI, Seknas PPSW, Yapari, Yayasan Aulia, Yayasan Balita Sehat, dan Yayasan Insan Sembada) berkomitmen untuk memperjuangkan dan mengawal hak anak-anak penyandang disabilitas untuk mengenyam pendidikan. Hal ini sebagai sebuah upaya untuk mengawal penerapan Pendidikan Untuk Semua (PUS) di Indonesia.
Sepekan Aksi Pendidikan (SAP) 2014
Di tahun 2014 ini, YIS berpartisipasi pada Global Action Week (GAW) dengan tema ‘Equal Right, Equal Opportunity: Education and Disability’, yang kemudian diturunkan di tingkat nasional menjadi ‘Pendidikan Tanpa Diskriminasi’. Kegiatan yang lebih dikenal dengan Sepekan Aksi Pendidikan (SAP) ini telah dilaksanakan pada tanggal 04-10 Mei 2014. Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, di antaranya:
- Kampanye ‘Pendidikan Tanpa Diskriminasi’ melalui media KIE (Brosur dan Souvenir) kepada masyarakat luas, sebagai sarana sosialisasi dan kampanye.
- Kampanye Online ‘Pendidikan Tanpa Diskriminasi’ (melalui: Website, Facebok, Twitter, YouTube).
- Kampanye Terbuka ‘Pendidikan Tanpa Diskriminasi’ di car free day Kota Solo pada hari Minggu, 04 Mei 2014 yang dimeriahkan dengan berbagai acara, seperti: a) Ceremonial Pembukaan yang dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Ir. Muhammad Rodhi (Penggagas Perda Difabel Kota Solo) dan Walikota Solo, FX. Hadi Rudyatmo; b) Pentas Seni dan Budaya oleh Grup Musik Difabel YPAC Kota Solo; 3) Tanda tangan petisi pendidikan tanpa diskriminasi; 4) Survey terbuka pendidikan inklusi.
- Diskusi terbatas tentang ‘Pendidikan Tanpa Diskriminasi’ dengan berbagai kelompok masyarakat di wilayah Solo Raya yang melibatkan narasumber profesional dari berbagai stakeholder terkait.
- Kampanye ‘Pendidikan Tanpa Diskriminasi’ melalui Buletin BERGETAR 198 edisi spesial 'Pendidikan Tanpa Diskriminasi' yang didistribusikan ke seluruh mitra dan jaringan YIS di berbagai wilayah Indonesia.
Peserta dan sasaran kegiatan adalah pemerintah daerah, dinas pendidikan dan kebudayaan, stakeholder terkait, kelompok-kelompok masyarakat, sekolah, murid-murid difabel (ABK), seluruh staf dan keluarga YIS, serta masyarakat umum. Sasaran langsung kegiatan ini adalah sekitar 1.000 orang dengan target sasaran tidak langsungnya adalah minimal 2.000 orang yang tersebar di Solo Raya.
Dokumentasi Kegiatan
Penandatanganan dukungan petisi oleh Walikota Solo, FX. Hadi Rudyatmo
Penandatanganan dukungan petisi oleh Wakil Ketua DPRD Solo, Ir. Muhammad Rodhi
Petisi dukungan penerapan Pendidikan Tanpa Diskriminasi yang didukung sekitar 500 tanda tangan
Liputan Media Massa
- Solopos
- KR Jogja