Selamat Datang,
YAYASAN INSAN SEMBADA (dulu dikenal sebagai YAYASAN INDONESIA SEJAHTERA) dan disingkat YIS adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dalam bidang pengembangan masyarakat. YIS bekerjasama dengan lembaga donor memberikan pelayanan program kepada masyarakat yang kurang beruntung di berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Bidang kegiatan yang dilakukan meliputi kesehatan masyarakat, pengembangan ekonomi rakyat, pelatihan-pelatihan, pengembangan lembaga lokal, pertanian ramah lingkungan, dan pembangunan perdamaian. Lembaga donor yang pernah mendukung program YIS di antaranya Christian AID, EZE/EED Germany, USAID, Hivos, NZAID, UNICEF, dan UNDP.
Berdasar pengalaman implementasi program lebih dari 30 tahun, YIS juga melayani konsultasi manajemen program pengembangan masyarakat yang meliputi need assessment program, perencanaan program, pengembangan program, evaluasi proyek, dan pelatihan-pelatihan. Organisasi yang pernah menggunakan jasa YIS di antaranya WVI, CWS, CRS, CCF, CARE, Misereor, OXFAM, GTZ, AusAID, USAID, Depkes, Bappenas, dan lain sebagainya.
Informasi terbaru dari YIS
Pilih Halaman:
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
10 FINALIS LOMBA PHOTOGRAFI PENDIDIKAN INDONESIA 2015
DENGAN KAMERAMU, DUKUNG PENDIDIKAN INDONESIA !
Dalam rangka berpartisipasi pada Global Action Week 2015 dan memeriahkan Hari Pendidikan Nasional, YIS bekerjasama dengan NEW Indonesia mengadakan lomba kreasi foto Pendidikan Indonesia 2015 sebagai wujud semangat membangun Bangsa melalui kreasi foto Pendidikan terbaik hasil karya anak bangsa.
Tema : “ Potret Semangat Pendidikan di Sekitar Kita”
Obyek foto menggambarkan sebuah potret pendidikan di Indonesia, semangat dan optimisme mencerdaskan bangsa, kritik sosial yang membangun dan tidak hanya terbatas pada aktivitas pendidikan di bangku sekolah.
Berikut 10 Finalis Lomba Photografi Pendidikan Indonesia 2015
LOMBA PHOTOGRAFI PENDIDIKAN INDONESIA 2015
Dalam rangka berpartisipasi pada Sepekan Aksi Pendidikan 2015 dan memeriahkan Hari Pendidikan Nasional, YIS bekerjasama dengan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI/NEW Indonesia) mengadakan lomba kreasi foto Pendidikan Indonesia 2015 sebagai wujud semangat membangun Bangsa melalui kreasi foto Pendidikan terbaik hasil karya anak bangsa.
Dan karena besarnya peminat peserta lomba, LOMBA PHOTOGRAFI PENDIDIKAN INDONESIA 2015 diperpanjang hingga tanggal 04 JUNI 2015
10 Hasil karya finalis yang lolos akan ditampilkan dalam Acara Global Action Week (GAW) 2015 di CFD surakarta tanggal 07 JUNI 2015.
Pengumuman Pemenang LOMBA PHOTOGRAFI PENDIDIKAN INDONESIA 2015 pada tanggal 08 JUNI 2015.
Formulir pendaftaran dan Syarat lomba dapat didownload disini :
LOMBA PHOTOGRAFI PENDIDIKAN INDONESIA 2015
DENGAN KAMERAMU, DUKUNG PENDIDIKAN INDONESIA !
YAYASAN INSAN SEMBADA (dulu dikenal sebagai YAYASAN INDONESIA SEJAHTERA) dan disingkat YIS adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dalam bidang pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Sejak tahun 2010 YIS bersama beberapa lembaga masyarakat sipil membentuk koalisi yang bernama Network for Education Watch (NEW) Indonesia,wadah koalisi lembaga masyarakat sipil ini mempunyai tujuan untuk andil memajukan Indonesia dengan mewujudkan masyarakat sipil yang kuat dan mampu memperjuangkan hak – haknya atas pendidikan dan kebijakan publik yang mendukung Pendidikan Untuk Semua.
Dalam rangka berpartisipasi pada Global Action Week 2015 dan memeriahkan Hari Pendidikan Nasional, YIS bekerjasama dengan NEW Indonesia mengadakan lomba kreasi foto Pendidikan Indonesia 2015 sebagai wujud semangat membangun Bangsa melalui kreasi foto Pendidikan terbaik hasil karya anak bangsa.
Ayo Ikuti ! Lomba Foto Pendidikan Indonesia 2015 Yayasan Insan Sembada (YIS) untuk Area Solo Raya (Solo, Sukoharjo, Klaten, Sragen, Wonogiri, Boyolali, Karanganyar) .
Tema : “ Potret Semangat Pendidikan di Sekitar Kita”
Obyek foto menggambarkan sebuah potret pendidikan di Indonesia, semangat dan optimisme mencerdaskan bangsa, kritik sosial yang membangun dan tidak hanya terbatas pada aktivitas pendidikan di bangku sekolah.
Pelatihan Manajemen Usaha Mikro dan Kecil (UMK)
“Usaha Lancar, Keluarga Berdaya, Masyarakat Sejahtera”
=========================================
Bayat, 30-31 Maret 2015 –Melihat perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan basis kekuatan ekonomi kerakyatan yang cukup tangguh menghadapi krisis. Terbukti pada krisis ekonomi Asia tahun 1997, dimana sektor UMKM kemudian dapat menyerap tenaga kerja ditengah-tengah banyaknya pengangguran akibat bangkrutnya perusahaan- perusahaan besar. Disamping itu juga UMKM dapat menjaga stabilitas ekonomi domestik, karena sifatnya yang mandiri dan tidak menggantungkan diri pada kondisi ekonomi makro. ASSPUK melakukan pendataan yang dilakukan di 11 kabupaten/ kota, diketahui jenis usaha yang paling banyak digeluti Pelaku Usaha Kecil (PUK) adalah dagang sebesar 32%, kemudian diikuti pertanian/perikanan/peternakan sebesar 21%, diikuti produsen produk olahan sebesar 20%, 14% kerajinan, dan 13% di sektor jasa. Jenis usaha yang mendominasi produk unggulan adalah produk olahan yang juga merupakan produk asli daerah. Misalnya, keripik tempe, keripik singkong, keripik ketela, keripik pisang, dsb.
PENGALAMANKU SELAMA 12 TAHUN SEBAGAI KADER KESEHATAN
Saya bernama Sri Hartini yang dilahirkan di Krajegan RT 01/RW 01 Desa Krajegan Kecamatan Cawas, Kabupaten KLaten, hobby saya berolahraga, membuat kerajinan payet, sulam pita dan manik-manik. Suami saya bernama Sri Wahyono hasil pernikahan ini saya mendapat karunia 2 orang anak : Titus Wahyudi dan Kent Wahyuni keduanya lulus sarjana dan sudah bekerja semuanya. Walaupun hanya lulusan SLTA, saya pernah bekerja di perusahaan besar PT. PAnca NIaga Semarang di bagian umum, sebagai tenaga administrasi sejak tahun 1977 sampai tahun 1984. Tapi saya kemudian mengundurkan diri karena mengikuti suami yang bekerja di Pemerintah Kota Surakarta dan sampai sekarang saya tinggal di Jalan Parkit No. 15, RT 01/RW XII Perumahan Bumi Graha Indah, Jaten, Kabupaten Karanganyar. Usia saya lebih dari setengah abad, dan pengalaman organisasi yang saya ikuti banyak yaitu : 1. Penggita Posyandu RW XII Kelurahan Jaten, Kabupaten Karanganyar, 2. sekretaris PKK Kelurahan Jaten tahun 1995-2002. 3. Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Purwodiningratan Kota Surakarta 2002-2009, 4. Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta 2009-2011, 5 saya juga sebagai Wakil Ketua KPPS (Kumpulan Perempuan Peduli Sampah) di Perumahan Bumi Graha Indah Kelurahan Jaten.
KISAH SEPASANG KAKI TUA
“Bu Mulyani”, begitu sapaan saya sehari-hari, menikah dengan Bapak Warseno dan dikaruniai seorang anak, keseharian saya sebagai ibu rumah tangga dan membuka usaha rental computer. Selain sebagai ibu rumah tangga saya juga anggota Paguyuban Kader Kesehatan Solo yang menjadi dampingan YIS (Yayasan Insan Sembada) aktif dalam kegiatan sosial di Keluarahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Saya bergabung sebagai anggota Paguyuban Kader Kesehatan sejak tahun 2002 dan pernah mengikuti pelatihan-pelatihan dan penyuluhan yang diselenggarakan oleh YIS, antara lain: Pelatihan Alat Reproduksi, Pelatihan Kesadaran Lingkungan bagi Kader Kesehatan, Pelatihan Manajemen Organisasi, dengan adanya pendampingan dari YIS setiap bulan menambah bekal kaki ini melangkah lebih tegap untuk terjun langsung ke masyarakat. Banyak status sosial yang saya sandang, konsekuensinya banyak waktu, tenaga, pikiran juga yang menyita untuk mengemban amanah tersebut, seperti kader PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), biar tidak ada demam berdarah di masyarakat, kaki ini rela masuk keluar kamar mandi 100 rumah setiap bulannya untuk memantau jentik-jentik nyamuk.
SEHAT BANGSAKU SEHAT NEGERIKU Peringatan HKN Ke-50 di Kota Surakarta
Kesehatan mempunyai nilai yang sangat penting bagi kehidupan manusia, kesehatan juga merupakan investasi bagi kehidupan suatu bangsa. Bahkan, dalam menentukan Human Development Indeks (HDI) suatu bangsa terdapat tiga pilar yang harus diperhatikan, satu diantara tiga pilar dimaksud ternyata kesehatan. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, aturan tersebut mengamanatkan pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan, lingkungan yang sehat dan informasi serta edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab. Tujuan pelayanan kesehatan utamanya peningkatan kesehatan (promotif), dan pencegahan penyakit (preventif).
Perjuangkan Sekolah Gratis Hingga SMA, 17 Ormas Gugat UU Sisdiknas
"Salah satu pasalnya mengatakan wajib belajar 9 tahun, harusnya lebih dari itu. UUD 1945 mengatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan dibiayai oleh negara,"
Skalanews - Belasan lembaga masyarakat pemantau pendidikan yang tergabung dalam Network For Education Watch Indonesia (NEW Indonesia) menggugat Pasal 6 ayat 1 Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Pasal yang digugat berbunyi, “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.”
Mereka menilai pasal tersebut sudah tidak relevan untuk saat ini dan bertentangan dengan Pasal 28C ayat 1 UUD 1945.
Mereka berharap, pasal yang mengatur wajib belajar 9 tahun itu diharapkan dibatalkan MK dan diubah menjadi wajib belajar jadi 12 tahun.
Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan
Secara kultural perempuan memegang peranan penting, baik di keluarga maupun di masyarakat. Perempuan banyak terlibat dalam aktivitas ekonomi seperti warungan, kerajinan, perdagangan, dan berbagai usaha lainnya. Mayoritas dari mereka mempunyai usaha dengan skala yang sangat kecil. Sebagai anggota keluarga, perempuan menjadi pengatur keuangan keluarga, pendidik anak, sekaligus pencari nafkah bersama-sama suaminya.
Gambaran di atas diungkapkan dalam data statistik yang dikeluarkan oleh BPS secara umum memperlihatkan bahwa di sektor lapangan pekerjaan utama (primer) di pedesaan, keterlibatan perempuan bukanlah beban atau hambatan dalam pembangunan, melainkan justru menjadi salah satu potensi dan asset dalam pembangunan. Bahkan dari 46 juta usaha mikro, kecil dan menengah, diketahui bahwa 60% pengelolanya dilakukan oleh kaum perempuan. Dengan jumlah yang cukup banyak ini, peran perempuan pengusaha menjadi cukup besar bagi ketahanan ekonomi, karena mampu menciptakan lapangan kerja, menyediakan barang dan jasa dengan harga murah serta mengatasi masalah kemiskinan. Oleh sebab itu, mereka perlu dikuatkan usahanya dengan cara berkelompok yang kemudian kelompok-kelompok tersebut didorong untuk membentuk sebuah jaringan.
Paradigma Baru Pendidikan Inklusif
Di Indonesia ada beberapa regulasi yang dapat dijadikan rujukan dalam mengembangkan pendidikan inklusif.UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional antara lain menjelaskan: Pasal 5 ayat (1), ‘Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu’. Ayat (2), ‘Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus’. Pendidikan khusus dapat diselenggarakan di sekolah khusus atau di sekolah reguler secara inklusif (lihat Penjelasan Pasal 15).
Namun, pemahaman kebanyakan masyarakat dan kalangan warga sekolah tentang pendidikan inklusif masih perlu diluruskan. Implementasi pendidikan inklusif tidak boleh difahami hanya sekedar memberikan tempat dan ruang bagi penyandang cacat di sekolah regular karena memenuhi tuntutan dunia. Pendidikan inklusif seharusnya difahami sebagai sebuah sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu dan inovasi pendidikan dalam arti luas. Ketika konsep pendidikan inklusif difahami sebagai sistem pendidikan yang berorientasi pada mutu dan inovasi pendidikan maka pendidkan inklusif menjadi tugas dan tanggung jawab serta kebutuhan bersama. Kepala Sekolah, Guru, orangtua, dan masyarakat seharusnya terpanggil untuk mendukung dan menyukseskan gerakan pendidikan inklusif.